Desa Gondosuli terletak di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pembangunan yang cukup tinggi. Peningkatan tersebut menyebabkan aktivitas masyarakat semakin meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap meningkatnya produksi sampah. Salah satu permasalahan utama yang muncul adalah pengelolaan sampah yang belum optimal, baik dari hulu hingga hilir. Minimnya upaya pengurangan sampah di sumbernya menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pengelolaan sampah di Desa Gondosuli saat ini masih terbatas pada kegiatan pengumpulan, pembuangan, dan pengangkutan tanpa adanya pengolahan yang memadai. Oleh karena itu, perlu adanya solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan ini, terutama melalui pendekatan sistem pengelolaan sampah dari hulu. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dari sampah organik.

Pendekatan Sistem Hulu: Budidaya Maggot BSF

Budidaya maggot BSF menawarkan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan sampah organik di Desa Gondosuli. Maggot BSF memiliki kemampuan untuk mengurai sampah organik secara cepat dan efisien, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Selain itu, budidaya maggot juga memberikan berbagai manfaat lain, antara lain:

1. Menghasilkan Pre-Puppa sebagai Sumber Protein Pakan Ternak Maggot BSF yang telah mencapai fase pre-puppa dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein tinggi untuk pakan ternak, seperti ikan, unggas, dan hewan lainnya. Dengan demikian, budidaya maggot BSF tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga mendukung sektor peternakan masyarakat.
2. Mengurangi Beban Sampah di TPA Pemilahan sampah sejak dari sumbernya, khususnya sampah organik, menjadi langkah awal yang penting dalam sistem pengelolaan sampah yang efektif. Maggot BSF dapat mengolah sampah organik secara cepat sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang secara signifikan.
3. Solusi Lingkungan yang Berkelanjutan Budidaya maggot BSF dapat mendukung program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Proses biodegradasi sampah organik oleh maggot lebih ramah lingkungan dibandingkan metode pembuangan terbuka yang berisiko mencemari lingkungan.

Integrasi Konsep TPS 3R dan Bank Sampah

Sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah yang terpadu, konsep Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) dapat dikombinasikan dengan bank sampah. Bank sampah bertujuan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah dan mendaur ulang material yang masih memiliki nilai ekonomi. Dengan adanya sinergi antara TPS 3R dan bank sampah, Desa Gondosuli dapat mencapai beberapa keuntungan, seperti:

1. Mengurangi Jumlah Sampah yang Dibuang ke TPA Melalui pengolahan sampah organik menggunakan maggot BSF dan pengelolaan sampah anorganik melalui bank sampah, jumlah sampah yang dibuang ke TPA dapat diminimalkan.
2. Memberikan Nilai Ekonomi Tambahan Sampah yang dikelola melalui bank sampah dapat dijual kembali atau didaur ulang, sementara produk dari budidaya maggot, seperti pre-puppa dan pupuk organik, dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.
3. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Edukasi dan partisipasi masyarakat dalam memilah sampah serta memanfaatkan sistem pengelolaan yang inovatif akan membantu meningkatkan kesadaran lingkungan di tingkat desa.

Dengan perencanaan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan inovatif, Desa Gondosuli memiliki peluang besar untuk mengatasi permasalahan sampah organik yang dihadapi. Budidaya maggot BSF dapat menjadi solusi efektif sebagai pendekatan dari hulu dalam mengurangi volume sampah. Integrasi konsep TPS 3R dengan bank sampah juga dapat memberikan manfaat ganda, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Melalui sinergi ini, Desa Gondosuli diharapkan mampu menjadi percontohan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kabupaten Magelang.

Peneliti : Eko Muh Widodo, Muhammad Al Anwar, Muhammad Arif Rokhman, Muhammad Ardiansyah, Wahyu Sangaji, Feriando Andromeda,